Rabu, 01 September 2010

Kera Jadi Raja

Kera Jadi Raja

Sang Raja hutan "Singa" ditembak pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah.
Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan rimba
berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan
Tutul, tetapi macan tutul menolak. "Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari
tunggang langgang," ujarnya. "Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat," kata
binatang lain. "Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon
berkali-kali." "Oh…mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..", ujar
binatang-binatang lain. "Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,"
sahut gajah.

Selasa, 31 Agustus 2010

Si Pahit Lidah

Tersebutlah kisah seorang pangeran dari Sumidang bernama Serunting. Anak keturunan raksasa bernama Putri Tenggan ini, dikabarkan berseteru dengan iparnya yang bernama Aria Tebing. Sebab permusuhan ini adalah rasa iri - hati Serunting terhadap Aria Tebing.

Dikisahkan, mereka memiliki ladang padi bersebelahan yang dipisahkan oleh pepohonan. Dibawah pepohonan itu tumbuhlah cendawan. Cendawan yang menghadap kearah ladang Aria Tebing tumbuh menjadi menjadi emas. Sedangkann jamur yang menghadap ladang Serunting tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna.

Perseteruan itu, pada suatu hari telah berubah menjadi perkelahian. Menyadari bahwa Serunting lebih sakti, Arya Tebing menghentikan perkelahian tersebut. Ia mencari jalan lain untuk mengalahkan lawannya. Ia membujuk kakaknya ( Isteri dari Serunting ) untuk memberitahukan rahasia kesaktian Serunting.

Menurut kakaknya Aria Tebing, kesaktian dari Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar            ( meskipun tidak di tiup angin ). Bermodalkan informasi itu, Aria Tebing kembali menantang Serunting untuk berkelahi. Dengan sengaja ia menancapkan tombak pada ilalang yang bergetar itu. Serunting terjatuh, dan terluka parah. Merasa dikhianati isterinya, ia pergi mengembara.

Serunting pergi bertapa ke Gunung Siguntang. Oleh Hyang Mahameru, ia dijanjikan kekuatan gaib. Syaratnya ia harus bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhnya ditutupi oleh daun bambu. Setelah hampir dua tahun bersemedi, daun - daun itu sudah menutupi tubuhnya. Seperti yang dijanjikan, ia akhirnya menerima kekuatan gaib. Kesaktian itu adalah bahwa kalimat atau perkataan apapun yang keluar dari mulutnya akan berubah menjadi kutukan. Karena itu ia diberi julukan si Pahit Lidah.
Ia berniat untuk kembali ke kampung halamannya, daerah Sumidang. Dalam perjalanan pulang tersebut ia menguji kesaktiannya. Ditepian Danau Ranau, dijumpainnya terhampar pohon - pohon tebu yang sudah menguning. Si Pahit Lidah pun berkata, " jadilah batu " maka tanaman itu berubah menjadi batu. Seterusnya, ia mengutuk setiap orang yang dijumpainya di tepian Sungai Jambi untuk menjadi batu.

Namun, ia pun punya maksud baik. Dikabarkan, ia mengubah Bukit Serut yang gundul menjadi hutan kayu. Di Karang Agung, dikisahkan ia memenuhi keinginan pasangan orang tua yang sudah ompong untuk mempunyai bayi.

Lebai Malang....

Lebai Malang adalah cerita Rakyat yang berasal dari Sumatera Barat, merupakan kisah seorang guru agama yang hidup di tepi sungai di sebuah desa di Sumatera Barat. 

Pada suatu hari, ia mendapat undangan pada pesta dari dua orang kaya dari desa tetangganya. Sayangnya pesta tersebut pada hari dan waktu yang bersamaan. Pak Lebai menimang - nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi ia tidak pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. ia berfikir, kalu ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun, ia belum begitu mengenal dengan tuan rumah tersebut. Menurut berita, masakan orang - orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai.